Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. QS Al Baqarah (2): 261

Keajaiban Sedekah


Urusan sedekah adalah urusan hati & keikhlasan setiap umat di dunia ini. Ada yang merasa bahwa setiap harta/uang yang dia terima adalah milik sekaligus hak pribadinya & tidak untuk siapa-siapa apalagi untuk dibagi-bagikan. Audzubillahmindzalik.., namun ada banyak juga berpendapat bahwa setiap harta/uang yang diterimanya adalah titipan Allah semata & wajib disedekahkan kepada yang berhak.

Bagi hamba Allah yang merasa bahwa semua harta serta kedudukan adalah titipan, dengan jiwa yang besar & hati yang tulus ikhlas akan mengeluarkan kewajibannya, walaupun apa yang dia cintai dia korbankan, walaupun dalam keadaan tak punya apapun & terbelit kemiskian, akan tetap rela memberikanya demi mendapat Ridlo Allah SWT.

Aku masih dalam taraf belajar tentang keimanan apalagi soal sedekah, aku hanya ingin berbagi cerita betapa Keajaiban Sedekah itu benar-benar ADA & Allah sungguh Maha Kaya & Pemurah.

Minggu siang, tak seperti biasa aku menyalakan TV, ketemulah salah satu TV Swasta yang menayangkan Acara Keajaiban Sedekah, Tausyiah dibawakan oleh Ust. Yusuf Mansur dengan gaya bahasa sederhana, mudah dipahami, dibumbuhi bahasa gaul ala betawi, mudah dicerna, enak didengar & langsung masuk & mengena direlung hati yang dalam.
Kebetulan ada 2 Nara sumber yang dihadirkan dalam Acara tsb. mengupas betapa Keajaiban Sedekah itu telah merubah hidupnya mengalami kesulitan & dengan bersedekah Allah telah menggangkat semua kesulitan yang dialaminya dalam waktu yang "takjub" bahkan Allah melipat gandakan bakhan berlipat-lipat dari sedekah yang dikeluarkan. Sosok Bapak muda, Bpk. Drs. Mulyadi, MM, secara ikhlas & penuh haru menceritakan bahwa saat itu beliau terlilit hutang bermilyar-milyar, bahkan semua harta & rumah yang beliau miliki serta rumah ibunya akan disita oleh pihak bank, belum lagi hutang-hutang & piutang yang macet.

Jum’at sepulang mendengarkan "vonis eksekusi" penentuan tanggal penyitaan rumah dari bank, beliau begitu kalut, mobil BMW nya tersita, beliau praktis naik bus way yang dalam hidupnya belum pernah merasakan naik bus way. Sehingga kalutnya akhirnya beliau memutuskan turun & mampir ke Masjid Al-Azhar untuk berikhtikaf & secara kebetulan saat itu sedang ada Tausyiah dari Ust. Yusuf Mansur mengulas tentang Keajaiban Sedekah. Beliau masih belum percaya ada keajaiban sedekah, tapi beliau penasaran ingin mengikuti tausyiah tsb. Ketika Ust. Yusuf Mansur menghimbau jamaah untuk mensedekahkan apa yang dimiliki jamaah saat hadir di masjid tsb. (apa saja untuk disumbangkan dengan hati ikhlas, Insya Allah, Allah akan mengangkat segala kesulitan kita).

Satu-satunya harta yang beliau miliki saat hadir, hanya jam tangan kesayangannya, jam tangan yang beliau impikan untuk dimiliki sejak kecil. Jam Bulgary seharga US$ 300.00 dengan ikhlas & maja terpejam beliau letakkan disurban yang telah disedikan oleh Ust. Yusuf Mansur bagi para jamaah yang hadir untuk menyumbangkan apa saja yang dibawa saat itu. "Kriiinggg..", telpon genggam Pak Mulyadi berdering tak berapa lama setelah menyumbangkan jam tangan idamannya. Beliau masih belum percaya adanya keajaiban sedekah walaupun rekanannya yang menelpon mengabarkan bahwa proposal proyeknya telah disetujui. Beliau masih didalam masjid & masih belum yakin akan keajaiban tsb. Sabtu, Minggu dilaluinya & rekanannya telah mengabarkan bahwa nilai proposal proyeknya seharga 3 Milyar telah disetujui tapi tetap belum yakin. "Hari Eksekusi" pun tiba, Senin. Petugas bank yang beliau tunggu-tunggu ternyata belum datang juga. Dengan hati galau beliau menerima telp petugas bank yang mengabarkan bahwa penyitaan dibatalkan karena petugas bank mendengar bahwa proyek beliau disetujui. Subhanallah…

"Betapa hati saya sungguh terharu, ketika saya ke ATM, & terlihat direkening bank saya telah masuk uang sebesar Rp. 3.000.000.000,-," begitu ucapan Pak Mulyadi dengan suara agak parau terharu bahagia agak berkaca-kaca membagikan sharing Keajaiban Sedekah dihadapan Jamaah di salah satu Masjid Tanah Abang Blok A & juga dihadapan para pemirsa televise siang itu. Subhanallah..Allahu Akbar… Sekian persen dari nilai tsb. telah disumbangkan ke Dewan Masjid Al-Azhar. Saya tertegun, terharu, merinding mendengar sharing beliau yang menurut Pak Ust. Yusuf Mansur, bhw. Beliau adalah Ketua Dewan Masjid DKI (cmiiw), jaditinggal menunggu jebolnya pipa pahala tsb. untuk terus mengalir. Ada banyak saksi hidup yang mengalami kejaiban sedekah tsb., salah satunya adalah artis penyanyi Ikang Fauzi yang kebetulan juga menjadi nara sumbernya. Betapa Bung Ikang yang tadinya merasa bahwa buat apa bersedekah sudah capek-capek mencari uang, itukhan hak saya, saya tabung. Namun setelah mendengar salah satu ceramah ttg. Sedekah beliau mulai menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Bung Ikang merasa, walaupun tetap menabung dibank tapi hidupnya tetap tidak berubah tanpa bersedekah. Menabunglah untuk akherat & duniamu melalui sedekah.

Aku ada cerita lagi, 2 stories saja ya yang saya dapat dari Ust. Yusuf Mansur yang berbagi cerita siang itu di TV.:

1. Seorang ibu A mengeluhkan anaknya sudah 5 bulan tidak bayar SPP, suatu hari ibu tsb. mempunyai uang senilai lima puluh ribu, disampaikannya kabar gembira tsb. ke anaknya bahwa besok kita akan melunasi uang SPP yang tertunggal sebanyak 5 bulan.
Suatu pagi, rumahnya didatangi oleh seorang ibu B (tetangganya) yang menangis tersedu-sedu & mengeluh bahwa anaknya belum bayar SPP selama 7 bulan, & bermaksud untuk pinjam. Dengan hati ikhlas ibu A memberikannya uang lima puluh ribu tsb. ke Ibu B. Betapa tulus hati Ibu A tsb., tak berselang lama Ibu A mendapat kabar bahwa anaknya mendapat bea siswa & dibebaskan dari uang SPP…

2. Seorang Pemuda yang sudah sekian tahun belum juga mendapatkan pekerjaan, kemudian dia nadzar "Bila suatu saat nanti mendapat pekerjaan, saya tidak membutuhkan uangnya yang penting saya bekerja",begitu nadzarnya. Singkat cerita, akhirnya mendapat panggilan kerja. "Tanpa CV & cukup KTP saja, anda bisa langsung kerja, & tempat kerja anda bisa dilantai 1, 10, 8 diruang mana saja, anda kami terima sebagai office boy," begitu penjelasan sang pewawancara. Satu bulan kemudian, pemuda tsb. gajian, dia ingat akan janjinya bahwa dia tidak membutuhkan uang hanya pekerjaan saja. Dengan jiwa besar, uang hasil keringatnya selama sebulan disumbangkan kepada kaum dhuafa. Allah Maha Pemurah, Maha Pengasih. Pemuda yang bekerja sbg. Office boy tsb. telah bergaji hampir 8juta-10juta perbulan, darimana? Ternyata Allah memberikan pahala itu datangnya dari segala arah, salah satu contohnya, saat pemuda tsb. disuruh beli mie ayam sipenyuruh memberikan uang 200rb, & kembaliannya diberikan ke pemuda office boy tsb., & ada saja rejeki itu datang tak disangka-sangka. Oppss…, time is up, waktuku habis nih, semoga sharingku bisa menggugah untuk rajin bersedekah, aku pernah mendengar salah satu Tausyiah dari Mbak Sasha (DT Jkt. Saat Tour DT ke Bandung) bahwa 3 permohonan doa dari orang-orang yang meninggal dunia (dikutip dari La Tansa Book, buku terlaris di Timor Tengah, cmiiw).
Ya Allah, seandainya aku diberi kesempatan satu kali saja, aku akan melaksanakan Sholat Sunnah.
Ya Allah, seandainya aku diberi kesempatan satu kali saja, aku akan terus mengucapkan Shalawat.
Ya Allah, seandainya aku diberi kesempatan satu kali saja, aku akan terus melaksanakan SEDEKAH.
Betapa pentingnya sedekah, Hari ini Bulan ini Bulan Suci Ramadhan, bulan penuh rahman, saat yang terbaikuntuk berlomba-lomba memperbanyak sodaqah.., Insya Allah, Keajaiban Sedekah merubah hidup kita..Amiin. Segala kesalahan & kekurangan datangnya dari saya yang jauh dari kesempurnaan, & segala kebenaran hanyalah datangnya dari Allah..
Yusuf Mansur

[sumber]

Sedekah Selamatkan Karyawan Dari Kebakaran


Seperti biasa, selama waktu istirahat siang, Arivan yang bekerja sebagai karyawan swasta di Kota Bekasi Jawa Barat mengunjungi warung kesukaannya untuk makan. Tidak ada yang aneh siang itu, hanya saja ketika Arivan sedang makan, tiba-tiba dia diusik oleh kehadiran seorang laki-laki dengan membawa kotak amal kecil.

Sambil tangannya masih memegang sendok, diperhatikannya penampilan laki-laki itu. Memakai peci dan pakaian gamis putih. "Mohon sumbangan untuk pengembangan pendidikan anak-anak pemulung pak," kata lelaki sambil menyodorkan kotak amal kecilnya.

Dengan menganggukkan kepalanya, segera Arivan merogoh sakunya dan memberikan sebagian uang sakunya. "Terima kasih pak, semoga barokah," jawab lelaki itu sambil berpaling meninggalkan Arivan. Setelah selesai makan siang, Arivan segera kembali ke kantor untuk melanjutkan pekerjaannya. 

Jam pulang kantor telah datang, dengan mengendarai sepeda motor kesayangannya, dia menyusuri kemacetan kota Bekasi hingga sekitar pukul 20.00 WIB dia sampai di rumahnya.

"Malam itu saya memasak air dengan teko listrik pemasak untuk mandi air hangat," kata Arivan dikutip Ustaz Yusuf Mansur.

Sambil menunggu air panas, Arivan melihat televisi di ruang tamu. Namun karena kelelahan, pria bujang itu tertidur sampai pagi hari saat azan Subuh berkumandang. Tidak satupun saudara atau orang tuanya membangunkan ketika masakan airnya mendidih.

Terkejut bangun pagi hari, dia langsung berlari menuju teko listrik yang berada di dapur rumahnya. Dilihatnya kabel teko pemasak air masih terhubung ke sambungan utama listrik, dengan elemen pemanas yang sudah gosong dan air di dalamnya sudah menguap habis.

Mengetahui kondisi itu, Arivan heran. Menurutnya tidak mungkin teko hanya gosong, secara umum seharusnya teko meledak dan menimbulkan kebakaran. Setelah lama merenungi, Arivan teringat sedekah yang diberikannya kepada lelaki yang mengganggunya makan siang hari sebelumnya.

"Alhamdulillah, sedekah menghindarkan rumah saya dari kebakaran," pungkasnya.

Sedekah Mampu Berikan Pekerjaan Idaman


"Cari kerjaan di zaman sekarang memang susah," ungkap Shinta mengawali pengalamannya pada Yusuf Mansur beberapa waktu lalu. Sebelum terbiasa dengan bersedekah, Shinta mengaku sulit mendapatkan pekerjaan.

Memang setelah menyelesaikan pendidikannya, Shinta diterima bekerja sebagai karyawan kontrak pada perusahaan swasta di Jakarta. Namun hal itu tidak berlangsung lama, hanya berjalan enam bulan. Perusahaan tidak lagi memperpanjang kontrak dengan Shinta.

Alasan perusahaan bermacam-macam. Mereka menganggap Shinta tidak bisa menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan tidak peka terhadap lingkungan pekerjaan. Namun Shinta menerima semua itu dengan ikhlas.

Setelah keluar kantor dan mendapat uang pesangon, Shinta mencoba melamar pekerjaan pada beberapa perusahaan. Setiap perusahaan yang menawarkan pekerjaan dan sesuai dengan kriteria dirinya, dicoba. Tidak terhitung berapa perusahaan yang sudah dilamarnya, dia terus berusaha.

Namun nampaknya Allah SWT berkehendak lain, semua lamaran yang dia kirimkan tidak satupun berbuah manis. Berbulan-bulan dia menunggu jawaban, namun tidak juga datang. Hingga akhirnya dia mendapat lowongan pekerjaan dari perusahaan yang selama ini dimimpikan.

"Alhamdullilah ada panggilan tes hingga beberapa kali, hasil tesnya bagus. Namun pada tes terakhir gagal," tulis Shinta dalam website Yusuf Mansur.

Begitu kecewanya Shinta mengetahui namanya tidak lolos, harapan besar untuk bekerja pada perusahaan idamannya hilang seketika. Dilihat dompet kesayangannya, hanya tinggal lembaran uang Rp 30 ribu. Habis untuk keperluan melamar pekerjaan.

Dalam keadaan terpuruk itu, tiba-tiba Shinta teringat dengan perkataan Yusuf Mansur pada suatu ceramah. Beberapa kalimat yang berusaha dia ingat adalah jika seseorang rajin bersedekah, Insya Allah pertolonganNya pasti datang.

Akhirnya, Shinta bergegas pergi ke masjid yang tidak jauh dari rumahnya. Dia berikan uang terakhirnya kepada seorang penjaga masjid untuk keperluan umat.

Seminggu setelah dia bersedekah, tiba-tiba Shinta mendapat telepon dari perusahaan idamannya. Padahal, sebelumnya Shinta memastikan dirinya tidak lolos tes seleksi akhir perusahaan tersebut.

"Tidak disangka seminggu kemudian ada telepon panggilan kerja dari tempat yang dulu aku pernah tes di sana, aku tidak menyangka. Aku jadi yakin bahwa semua itu kehendak Allah," terangnya.