Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. QS Al Baqarah (2): 261

Sedekah Selamatkan Karyawan Dari Kebakaran


Seperti biasa, selama waktu istirahat siang, Arivan yang bekerja sebagai karyawan swasta di Kota Bekasi Jawa Barat mengunjungi warung kesukaannya untuk makan. Tidak ada yang aneh siang itu, hanya saja ketika Arivan sedang makan, tiba-tiba dia diusik oleh kehadiran seorang laki-laki dengan membawa kotak amal kecil.

Sambil tangannya masih memegang sendok, diperhatikannya penampilan laki-laki itu. Memakai peci dan pakaian gamis putih. "Mohon sumbangan untuk pengembangan pendidikan anak-anak pemulung pak," kata lelaki sambil menyodorkan kotak amal kecilnya.

Dengan menganggukkan kepalanya, segera Arivan merogoh sakunya dan memberikan sebagian uang sakunya. "Terima kasih pak, semoga barokah," jawab lelaki itu sambil berpaling meninggalkan Arivan. Setelah selesai makan siang, Arivan segera kembali ke kantor untuk melanjutkan pekerjaannya. 

Jam pulang kantor telah datang, dengan mengendarai sepeda motor kesayangannya, dia menyusuri kemacetan kota Bekasi hingga sekitar pukul 20.00 WIB dia sampai di rumahnya.

"Malam itu saya memasak air dengan teko listrik pemasak untuk mandi air hangat," kata Arivan dikutip Ustaz Yusuf Mansur.

Sambil menunggu air panas, Arivan melihat televisi di ruang tamu. Namun karena kelelahan, pria bujang itu tertidur sampai pagi hari saat azan Subuh berkumandang. Tidak satupun saudara atau orang tuanya membangunkan ketika masakan airnya mendidih.

Terkejut bangun pagi hari, dia langsung berlari menuju teko listrik yang berada di dapur rumahnya. Dilihatnya kabel teko pemasak air masih terhubung ke sambungan utama listrik, dengan elemen pemanas yang sudah gosong dan air di dalamnya sudah menguap habis.

Mengetahui kondisi itu, Arivan heran. Menurutnya tidak mungkin teko hanya gosong, secara umum seharusnya teko meledak dan menimbulkan kebakaran. Setelah lama merenungi, Arivan teringat sedekah yang diberikannya kepada lelaki yang mengganggunya makan siang hari sebelumnya.

"Alhamdulillah, sedekah menghindarkan rumah saya dari kebakaran," pungkasnya.

Sedekah Mampu Berikan Pekerjaan Idaman


"Cari kerjaan di zaman sekarang memang susah," ungkap Shinta mengawali pengalamannya pada Yusuf Mansur beberapa waktu lalu. Sebelum terbiasa dengan bersedekah, Shinta mengaku sulit mendapatkan pekerjaan.

Memang setelah menyelesaikan pendidikannya, Shinta diterima bekerja sebagai karyawan kontrak pada perusahaan swasta di Jakarta. Namun hal itu tidak berlangsung lama, hanya berjalan enam bulan. Perusahaan tidak lagi memperpanjang kontrak dengan Shinta.

Alasan perusahaan bermacam-macam. Mereka menganggap Shinta tidak bisa menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan tidak peka terhadap lingkungan pekerjaan. Namun Shinta menerima semua itu dengan ikhlas.

Setelah keluar kantor dan mendapat uang pesangon, Shinta mencoba melamar pekerjaan pada beberapa perusahaan. Setiap perusahaan yang menawarkan pekerjaan dan sesuai dengan kriteria dirinya, dicoba. Tidak terhitung berapa perusahaan yang sudah dilamarnya, dia terus berusaha.

Namun nampaknya Allah SWT berkehendak lain, semua lamaran yang dia kirimkan tidak satupun berbuah manis. Berbulan-bulan dia menunggu jawaban, namun tidak juga datang. Hingga akhirnya dia mendapat lowongan pekerjaan dari perusahaan yang selama ini dimimpikan.

"Alhamdullilah ada panggilan tes hingga beberapa kali, hasil tesnya bagus. Namun pada tes terakhir gagal," tulis Shinta dalam website Yusuf Mansur.

Begitu kecewanya Shinta mengetahui namanya tidak lolos, harapan besar untuk bekerja pada perusahaan idamannya hilang seketika. Dilihat dompet kesayangannya, hanya tinggal lembaran uang Rp 30 ribu. Habis untuk keperluan melamar pekerjaan.

Dalam keadaan terpuruk itu, tiba-tiba Shinta teringat dengan perkataan Yusuf Mansur pada suatu ceramah. Beberapa kalimat yang berusaha dia ingat adalah jika seseorang rajin bersedekah, Insya Allah pertolonganNya pasti datang.

Akhirnya, Shinta bergegas pergi ke masjid yang tidak jauh dari rumahnya. Dia berikan uang terakhirnya kepada seorang penjaga masjid untuk keperluan umat.

Seminggu setelah dia bersedekah, tiba-tiba Shinta mendapat telepon dari perusahaan idamannya. Padahal, sebelumnya Shinta memastikan dirinya tidak lolos tes seleksi akhir perusahaan tersebut.

"Tidak disangka seminggu kemudian ada telepon panggilan kerja dari tempat yang dulu aku pernah tes di sana, aku tidak menyangka. Aku jadi yakin bahwa semua itu kehendak Allah," terangnya.