Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. QS Al Baqarah (2): 261

Tampilkan postingan dengan label Keajaiban Sedekah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Keajaiban Sedekah. Tampilkan semua postingan

Keajaiban Sedekah


Urusan sedekah adalah urusan hati & keikhlasan setiap umat di dunia ini. Ada yang merasa bahwa setiap harta/uang yang dia terima adalah milik sekaligus hak pribadinya & tidak untuk siapa-siapa apalagi untuk dibagi-bagikan. Audzubillahmindzalik.., namun ada banyak juga berpendapat bahwa setiap harta/uang yang diterimanya adalah titipan Allah semata & wajib disedekahkan kepada yang berhak.

Bagi hamba Allah yang merasa bahwa semua harta serta kedudukan adalah titipan, dengan jiwa yang besar & hati yang tulus ikhlas akan mengeluarkan kewajibannya, walaupun apa yang dia cintai dia korbankan, walaupun dalam keadaan tak punya apapun & terbelit kemiskian, akan tetap rela memberikanya demi mendapat Ridlo Allah SWT.

Aku masih dalam taraf belajar tentang keimanan apalagi soal sedekah, aku hanya ingin berbagi cerita betapa Keajaiban Sedekah itu benar-benar ADA & Allah sungguh Maha Kaya & Pemurah.

Minggu siang, tak seperti biasa aku menyalakan TV, ketemulah salah satu TV Swasta yang menayangkan Acara Keajaiban Sedekah, Tausyiah dibawakan oleh Ust. Yusuf Mansur dengan gaya bahasa sederhana, mudah dipahami, dibumbuhi bahasa gaul ala betawi, mudah dicerna, enak didengar & langsung masuk & mengena direlung hati yang dalam.
Kebetulan ada 2 Nara sumber yang dihadirkan dalam Acara tsb. mengupas betapa Keajaiban Sedekah itu telah merubah hidupnya mengalami kesulitan & dengan bersedekah Allah telah menggangkat semua kesulitan yang dialaminya dalam waktu yang "takjub" bahkan Allah melipat gandakan bakhan berlipat-lipat dari sedekah yang dikeluarkan. Sosok Bapak muda, Bpk. Drs. Mulyadi, MM, secara ikhlas & penuh haru menceritakan bahwa saat itu beliau terlilit hutang bermilyar-milyar, bahkan semua harta & rumah yang beliau miliki serta rumah ibunya akan disita oleh pihak bank, belum lagi hutang-hutang & piutang yang macet.

Jum’at sepulang mendengarkan "vonis eksekusi" penentuan tanggal penyitaan rumah dari bank, beliau begitu kalut, mobil BMW nya tersita, beliau praktis naik bus way yang dalam hidupnya belum pernah merasakan naik bus way. Sehingga kalutnya akhirnya beliau memutuskan turun & mampir ke Masjid Al-Azhar untuk berikhtikaf & secara kebetulan saat itu sedang ada Tausyiah dari Ust. Yusuf Mansur mengulas tentang Keajaiban Sedekah. Beliau masih belum percaya ada keajaiban sedekah, tapi beliau penasaran ingin mengikuti tausyiah tsb. Ketika Ust. Yusuf Mansur menghimbau jamaah untuk mensedekahkan apa yang dimiliki jamaah saat hadir di masjid tsb. (apa saja untuk disumbangkan dengan hati ikhlas, Insya Allah, Allah akan mengangkat segala kesulitan kita).

Satu-satunya harta yang beliau miliki saat hadir, hanya jam tangan kesayangannya, jam tangan yang beliau impikan untuk dimiliki sejak kecil. Jam Bulgary seharga US$ 300.00 dengan ikhlas & maja terpejam beliau letakkan disurban yang telah disedikan oleh Ust. Yusuf Mansur bagi para jamaah yang hadir untuk menyumbangkan apa saja yang dibawa saat itu. "Kriiinggg..", telpon genggam Pak Mulyadi berdering tak berapa lama setelah menyumbangkan jam tangan idamannya. Beliau masih belum percaya adanya keajaiban sedekah walaupun rekanannya yang menelpon mengabarkan bahwa proposal proyeknya telah disetujui. Beliau masih didalam masjid & masih belum yakin akan keajaiban tsb. Sabtu, Minggu dilaluinya & rekanannya telah mengabarkan bahwa nilai proposal proyeknya seharga 3 Milyar telah disetujui tapi tetap belum yakin. "Hari Eksekusi" pun tiba, Senin. Petugas bank yang beliau tunggu-tunggu ternyata belum datang juga. Dengan hati galau beliau menerima telp petugas bank yang mengabarkan bahwa penyitaan dibatalkan karena petugas bank mendengar bahwa proyek beliau disetujui. Subhanallah…

"Betapa hati saya sungguh terharu, ketika saya ke ATM, & terlihat direkening bank saya telah masuk uang sebesar Rp. 3.000.000.000,-," begitu ucapan Pak Mulyadi dengan suara agak parau terharu bahagia agak berkaca-kaca membagikan sharing Keajaiban Sedekah dihadapan Jamaah di salah satu Masjid Tanah Abang Blok A & juga dihadapan para pemirsa televise siang itu. Subhanallah..Allahu Akbar… Sekian persen dari nilai tsb. telah disumbangkan ke Dewan Masjid Al-Azhar. Saya tertegun, terharu, merinding mendengar sharing beliau yang menurut Pak Ust. Yusuf Mansur, bhw. Beliau adalah Ketua Dewan Masjid DKI (cmiiw), jaditinggal menunggu jebolnya pipa pahala tsb. untuk terus mengalir. Ada banyak saksi hidup yang mengalami kejaiban sedekah tsb., salah satunya adalah artis penyanyi Ikang Fauzi yang kebetulan juga menjadi nara sumbernya. Betapa Bung Ikang yang tadinya merasa bahwa buat apa bersedekah sudah capek-capek mencari uang, itukhan hak saya, saya tabung. Namun setelah mendengar salah satu ceramah ttg. Sedekah beliau mulai menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Bung Ikang merasa, walaupun tetap menabung dibank tapi hidupnya tetap tidak berubah tanpa bersedekah. Menabunglah untuk akherat & duniamu melalui sedekah.

Aku ada cerita lagi, 2 stories saja ya yang saya dapat dari Ust. Yusuf Mansur yang berbagi cerita siang itu di TV.:

1. Seorang ibu A mengeluhkan anaknya sudah 5 bulan tidak bayar SPP, suatu hari ibu tsb. mempunyai uang senilai lima puluh ribu, disampaikannya kabar gembira tsb. ke anaknya bahwa besok kita akan melunasi uang SPP yang tertunggal sebanyak 5 bulan.
Suatu pagi, rumahnya didatangi oleh seorang ibu B (tetangganya) yang menangis tersedu-sedu & mengeluh bahwa anaknya belum bayar SPP selama 7 bulan, & bermaksud untuk pinjam. Dengan hati ikhlas ibu A memberikannya uang lima puluh ribu tsb. ke Ibu B. Betapa tulus hati Ibu A tsb., tak berselang lama Ibu A mendapat kabar bahwa anaknya mendapat bea siswa & dibebaskan dari uang SPP…

2. Seorang Pemuda yang sudah sekian tahun belum juga mendapatkan pekerjaan, kemudian dia nadzar "Bila suatu saat nanti mendapat pekerjaan, saya tidak membutuhkan uangnya yang penting saya bekerja",begitu nadzarnya. Singkat cerita, akhirnya mendapat panggilan kerja. "Tanpa CV & cukup KTP saja, anda bisa langsung kerja, & tempat kerja anda bisa dilantai 1, 10, 8 diruang mana saja, anda kami terima sebagai office boy," begitu penjelasan sang pewawancara. Satu bulan kemudian, pemuda tsb. gajian, dia ingat akan janjinya bahwa dia tidak membutuhkan uang hanya pekerjaan saja. Dengan jiwa besar, uang hasil keringatnya selama sebulan disumbangkan kepada kaum dhuafa. Allah Maha Pemurah, Maha Pengasih. Pemuda yang bekerja sbg. Office boy tsb. telah bergaji hampir 8juta-10juta perbulan, darimana? Ternyata Allah memberikan pahala itu datangnya dari segala arah, salah satu contohnya, saat pemuda tsb. disuruh beli mie ayam sipenyuruh memberikan uang 200rb, & kembaliannya diberikan ke pemuda office boy tsb., & ada saja rejeki itu datang tak disangka-sangka. Oppss…, time is up, waktuku habis nih, semoga sharingku bisa menggugah untuk rajin bersedekah, aku pernah mendengar salah satu Tausyiah dari Mbak Sasha (DT Jkt. Saat Tour DT ke Bandung) bahwa 3 permohonan doa dari orang-orang yang meninggal dunia (dikutip dari La Tansa Book, buku terlaris di Timor Tengah, cmiiw).
Ya Allah, seandainya aku diberi kesempatan satu kali saja, aku akan melaksanakan Sholat Sunnah.
Ya Allah, seandainya aku diberi kesempatan satu kali saja, aku akan terus mengucapkan Shalawat.
Ya Allah, seandainya aku diberi kesempatan satu kali saja, aku akan terus melaksanakan SEDEKAH.
Betapa pentingnya sedekah, Hari ini Bulan ini Bulan Suci Ramadhan, bulan penuh rahman, saat yang terbaikuntuk berlomba-lomba memperbanyak sodaqah.., Insya Allah, Keajaiban Sedekah merubah hidup kita..Amiin. Segala kesalahan & kekurangan datangnya dari saya yang jauh dari kesempurnaan, & segala kebenaran hanyalah datangnya dari Allah..
Yusuf Mansur

[sumber]

Sedekah Selamatkan Karyawan Dari Kebakaran


Seperti biasa, selama waktu istirahat siang, Arivan yang bekerja sebagai karyawan swasta di Kota Bekasi Jawa Barat mengunjungi warung kesukaannya untuk makan. Tidak ada yang aneh siang itu, hanya saja ketika Arivan sedang makan, tiba-tiba dia diusik oleh kehadiran seorang laki-laki dengan membawa kotak amal kecil.

Sambil tangannya masih memegang sendok, diperhatikannya penampilan laki-laki itu. Memakai peci dan pakaian gamis putih. "Mohon sumbangan untuk pengembangan pendidikan anak-anak pemulung pak," kata lelaki sambil menyodorkan kotak amal kecilnya.

Dengan menganggukkan kepalanya, segera Arivan merogoh sakunya dan memberikan sebagian uang sakunya. "Terima kasih pak, semoga barokah," jawab lelaki itu sambil berpaling meninggalkan Arivan. Setelah selesai makan siang, Arivan segera kembali ke kantor untuk melanjutkan pekerjaannya. 

Jam pulang kantor telah datang, dengan mengendarai sepeda motor kesayangannya, dia menyusuri kemacetan kota Bekasi hingga sekitar pukul 20.00 WIB dia sampai di rumahnya.

"Malam itu saya memasak air dengan teko listrik pemasak untuk mandi air hangat," kata Arivan dikutip Ustaz Yusuf Mansur.

Sambil menunggu air panas, Arivan melihat televisi di ruang tamu. Namun karena kelelahan, pria bujang itu tertidur sampai pagi hari saat azan Subuh berkumandang. Tidak satupun saudara atau orang tuanya membangunkan ketika masakan airnya mendidih.

Terkejut bangun pagi hari, dia langsung berlari menuju teko listrik yang berada di dapur rumahnya. Dilihatnya kabel teko pemasak air masih terhubung ke sambungan utama listrik, dengan elemen pemanas yang sudah gosong dan air di dalamnya sudah menguap habis.

Mengetahui kondisi itu, Arivan heran. Menurutnya tidak mungkin teko hanya gosong, secara umum seharusnya teko meledak dan menimbulkan kebakaran. Setelah lama merenungi, Arivan teringat sedekah yang diberikannya kepada lelaki yang mengganggunya makan siang hari sebelumnya.

"Alhamdulillah, sedekah menghindarkan rumah saya dari kebakaran," pungkasnya.

Sedekah Mampu Berikan Pekerjaan Idaman


"Cari kerjaan di zaman sekarang memang susah," ungkap Shinta mengawali pengalamannya pada Yusuf Mansur beberapa waktu lalu. Sebelum terbiasa dengan bersedekah, Shinta mengaku sulit mendapatkan pekerjaan.

Memang setelah menyelesaikan pendidikannya, Shinta diterima bekerja sebagai karyawan kontrak pada perusahaan swasta di Jakarta. Namun hal itu tidak berlangsung lama, hanya berjalan enam bulan. Perusahaan tidak lagi memperpanjang kontrak dengan Shinta.

Alasan perusahaan bermacam-macam. Mereka menganggap Shinta tidak bisa menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan tidak peka terhadap lingkungan pekerjaan. Namun Shinta menerima semua itu dengan ikhlas.

Setelah keluar kantor dan mendapat uang pesangon, Shinta mencoba melamar pekerjaan pada beberapa perusahaan. Setiap perusahaan yang menawarkan pekerjaan dan sesuai dengan kriteria dirinya, dicoba. Tidak terhitung berapa perusahaan yang sudah dilamarnya, dia terus berusaha.

Namun nampaknya Allah SWT berkehendak lain, semua lamaran yang dia kirimkan tidak satupun berbuah manis. Berbulan-bulan dia menunggu jawaban, namun tidak juga datang. Hingga akhirnya dia mendapat lowongan pekerjaan dari perusahaan yang selama ini dimimpikan.

"Alhamdullilah ada panggilan tes hingga beberapa kali, hasil tesnya bagus. Namun pada tes terakhir gagal," tulis Shinta dalam website Yusuf Mansur.

Begitu kecewanya Shinta mengetahui namanya tidak lolos, harapan besar untuk bekerja pada perusahaan idamannya hilang seketika. Dilihat dompet kesayangannya, hanya tinggal lembaran uang Rp 30 ribu. Habis untuk keperluan melamar pekerjaan.

Dalam keadaan terpuruk itu, tiba-tiba Shinta teringat dengan perkataan Yusuf Mansur pada suatu ceramah. Beberapa kalimat yang berusaha dia ingat adalah jika seseorang rajin bersedekah, Insya Allah pertolonganNya pasti datang.

Akhirnya, Shinta bergegas pergi ke masjid yang tidak jauh dari rumahnya. Dia berikan uang terakhirnya kepada seorang penjaga masjid untuk keperluan umat.

Seminggu setelah dia bersedekah, tiba-tiba Shinta mendapat telepon dari perusahaan idamannya. Padahal, sebelumnya Shinta memastikan dirinya tidak lolos tes seleksi akhir perusahaan tersebut.

"Tidak disangka seminggu kemudian ada telepon panggilan kerja dari tempat yang dulu aku pernah tes di sana, aku tidak menyangka. Aku jadi yakin bahwa semua itu kehendak Allah," terangnya.

Satu Bungkus Martabak Menjadi Sepeda Motor

Setiap sore sehabis mandi, Lusy Mardani bersama buah hatinya yang masih berumur 3 bulan, menikmati langit senja dari depan kamar kontrakannya yang berada di lantai dua daerah Jimbaran, Bali.

Sambil menunggu suami pulang kerja, Lusy kerap memperhatikan gubuk kecil yang berada tidak jauh dari kontrakannya. Sesekali dilihatnya janda nenek pemilik gubuk, membersihkan halaman gubuknya dengan tertatih. Tidak ada penerangan dalam gubuknya, hanya sebuah lentera yang setia menemani si nenek jika malam datang.

Keinginan ibu muda itu untuk membantu si nenek sudah diniatkan sejak pertama kali menempati kontrakan. Namun karena kondisi keluarganya pas-pasan, niat itu selalu diurungkan. "Mau ke mana-mana juga harus pinjam motor kantor suami," tulis Lusy dikutip Yusuf Mansur.

Hingga pada suatu hari, sang suami pulang dengan membawa dua bungkus martabak telur. Awalnya Lusy terkejut suaminya membawa banyak makanan saat pulang kerja. Namun, perasaan itu hilang setelah suaminya menjelaskan dan berniat memberikan satu bungkus martabak telur kepada si nenek.

Karena malam mulai larut, Lusy segera mendatangi gubuk dan memberikan martabak telur kepada si nenek. Dilihatnya wajah sumringah nenek ketika diberi martabak. "Dadong (nenek) tampak senang dikasih martabak telur," kata Lusy.

Setelah peristiwa itu, Lusy bersama suaminya menjalani hari-hari seperti biasa. Namun betapa terkejutnya ketika suami Lusy yang bekerja sebagai pegawai swasta bidang teknologi informasi (IT), tiba-tiba kebanjiran proyek website. Alhasil pendapatan sang suami juga bertambah.

Dari hasil lembur, suami Lusy mendapat imbalan sekitar Rp 4 juta. Tidak henti-hentinya Lusy mengucap syukur atas rizeki yang diberikan kepadanya. Akhirnya Lusy dengan suami sepakat memanfaatkan uang tersebut untuk membeli sepeda motor, yang selama ini menjadi impiannya. "Akhirnya kita bisa kredit motor dengan uang tersebut," pungkasnya.
[war]

Buah Sedekah, Aku Dilamar Tiga Pemuda Sekaligus

Vemale.com - Memiliki banyak harta seringkali tak membuat seseorang mensyukuri dengan apa yang didapat. Justru, memiliki banyak harta membuat orang tersebut merasa kurang dan kekurangan. Aneh memang. Namun, tahukah Anda bahwa sebenarnya hal tersebut dikarenakan kurangnya bersedekah? Sebuah kisah menarik berikut ini dikirimkan oleh seorang sahabat kami yang menceritakan pengalamannya tentang keistimewaan dari bersedekah. Semoga terinspirasi.

-----------

" Allah... aku tak takut miskin hanya dengan bersedekah. Selagi aku bisa, berbagi adalah mulia."

Aku wanita berumur 30 tahun. Di usia yang cukup matang, aku belum saja berkeluarga. Padahal, pencapaian karirku bisa dikatakan luar biasa. Aku menjabat sebagai manajer di sebuah perusahaan perbankan yang cukup ternama. Masalah wajah dan penampilan, Insyaallah aku tak kurang. Dengan tubuh proporsional, kulit kuning, wajah ayu dibalut jilbab, kurasa aku pantas diperebutkan. Banyak omong kosong berucap bahwa hal yang demikian membuat para lelaki yang ingin mendekatiku menjadi minder. Tentu saja aku tak percaya. Bagaimana mungkin hal tersebut membuat para lelaki menjadi minder untuk mendekatiku. Benar-benar tak masuk akal.

Selain bekerja, aku rutin mengikuti majelis taklim yang diadakan tiap satu minggu sekali. Di sana, aku diajarkan untuk membiasakan diri agar bersedekah. Katanya, Allah akan membalas dan melipatgandakan harta yang disedekahkan dengan balasan yang berlipat-lipat. Jujur saja, aku tidak begitu mengharapkannya, karena tujuan bersedekah untukku adalah murni berbagi. Dan lagi, dengan materi yang kuperoleh dari kerja kerasku, insyaallah aku masih bisa hidup lebih dari kata sederhana.

Hingga saat itu tiba. Aku melihat sebuah masjid di daerah Malang dalam tahap pembangunan. Sebuah tulisan cukup unik membuatku turun dari mobil dan mendekati seseorang yang tengah duduk di depan masjid. Di depan masjid itu tertulis, "Masjid dijual" bayangkan saja, masjid yang bisa dikatakan adalah rumah Allah, diperjualbelikan dengan mudahnya?

Kuhampiri seorang lelaki kebapakan, kutanyakan maksud dari tulisan tersebut. Ternyata, maksud kalimat tersebut adalah 'menjual' bagian dari masjid untuk diwakafkan. Istilah singkatnya, kita 'diminta' keikhlasannya untuk bersedekah untuk pembangunan masjid tersebut. Tanpa pikir panjang, aku mengeluarkan sepuluh lembar uang seratus ribuan yang ada di dompet. Keberikan pada bapak tersebut, kutitipkan salam dan doaku, aku minta agar jodohku datang di saat yang tepat. Sebelumnya, aku sempat mendengar sebuah kalimat ustadz di majelis taklim mengucapkan bahwa bersedekah dapat mempercepat datangnya jodoh. Dan, aku ingin membuktikannya.

Bukan sulap bukan sihir. Tahukah kalian apa yang terjadi satu bulan berikutnya? Tak cukup satu orang pemuda datang ke rumah untuk melamarku, melainkan tiga pemuda sekaligus. Bayangkan, tiga pemuda tersebut tak hanya santun perangainya, tapi juga tampan. Subhanallah, terus terang saja, aku cukup kerepotan untuk memilih. Hingga akhirnya kuputuskan memilih satu di antara ketiganya yang paling terbaik.

Namanya Husein. Ia seorang pegawai swasta merangkap guru mengaji di kantornya. Setiap sore, ia memberikan waktu luang dan kesempatan bagi teman, bahkan atasannya untuk belajar mengaji padanya. Subhanallah, aku benar-benar merasakan buah sedekah. Bahwa, tak akan ada kesulitan di balik kebiasaan rutin bersedekah. Bersedekah tidak membuat miskin, tetapi justru mengayakan. Allah... aku tak takut miskin hanya dengan bersedekah. Selagi aku bisa, berbagi adalah mulia.
(vem/tik)

Cerita Sedekah Sadarkan Sopir Bergaji Kecil

Sedekah dapat berarti pemberian dari seorang Muslim kepada orang lain secara ikhlas, tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Dalam Alquran, Allah SWT menjelaskan balasan yang diberikan kepada hambanya yang senantiasa berbuat kebaikan, termasuk sedekah.

"Barangsiapa datang dengan (membawa) satu kebaikan, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat. Barangsiapa datang dengan (membawa) satu kejahatan, maka tiadalah ia dibalasi, melainkan dengan seumpamanya sedang mereka itu tiada teraniaya," surrah Al-An'am ayat 160.

Banyak kisah nyata yang dapat kita teladani, sebagai penyemangat untuk melakukan sedekah. Seperti kisah seorang sopir yang selalu mengeluh dan merasa pendapatannya selalu kurang, tidak sebanding dengan pengeluarannya.

Setelah bekerja cukup lama sebagai sopir bos perusahaan swasta, sebut saja Karyo, selalu mengeluh dengan pendapatan bulanannya. Menurutnya dengan gaji Rp 800 ribu per bulan, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya dengan lima anak-anaknya yang masih kecil.

Karyo selalu menyambut pagi hari dengan malas, dia hanya semangat jika waktu gajiannya tiba. Menurutnya memikul beban lima anak bukan perkara mudah, selain biaya sekolah, Karyo juga dituntut untuk memenuhi kebutuhan sekunder anak-anaknya. Seperti pakaian, peralatan sekolah, hingga uang jajan.

Hal ini belum termasuk urusan 'mengepulkan asap' dapur. Dalam setahun, Karyo bisa menghitung berapa kali keluarganya makan daging kambing atau sapi. Untuk Karyo, yang penting keluarganya tidak kelaparan dan tidak mengemis di jalanan. Urusan makan enak, nanti saja.

Karena inilah, Karyo selalu mengeluhkan gajinya. Meski demikian, nyatanya Karyo tidak berani mengadu ke bosnya. Dia menyadari pekerjaan sopir yang dilakoninya, terlebih ijazah yang tidak mumpuni. Dia selalu mengurungkan niatnya jika harus membicarakan gaji, takut malah kena PHK.

Hingga akhirnya Karyo memberanikan diri mengadukan nasibnya kepada salah satu ustaz yang tersohor. Awalnya Karyo mengenal ustaz itu pada suatu pagi ketika dia melihat sang ustaz berceramah pada salah satu stasiun televisi swasta Indonesia. Sang ustaz selalu berceramah akan pentingnya dan manfaat bersedekah. Tertarik, Karyo mencatat alamat tempat ustaz itu berada.

Saat bertemu dengan ustaz, tanpa banyak basa-basi, Karyo langsung menceritakan permasalahannya. "Ustaz, gaji saya cuma Rp 800 ribu per bulan, padahal anak saya lima. Saya ingin naik gaji menjadi Rp 1,5 juta," kata Karyo memberanikan diri.

Mendengar keluhan Karyo, sang ustaz hanya tersenyum sambil mengajak Karyo untuk bersyukur terhadap semua yang telah Allah SWT berikan kepadanya selama ini.

Disela obrolan itu, ustaz menyarankan Karyo untuk membuka Alquran surrah Al-An'am ayat 160 dan Ath-Thalaaq ayat 7, keduanya merupakan surrah anjuran melakukan sedekah.

Mendapati perintah dari sang ustaz, buru-buru Karyo menutup Alquran langsung memotong percakapan sambil berkata "Kapan ayat-ayat itu dibaca dan berapa kali ustaz?"

Mendengar jawaban Karyo, ustaz sedikit kesal. Niatnya memberikan solusi yang benar, ditanggapi Karyo sebagai mekanisme ritual untuk mendapatkan kekayaan.

Segera ustaz meminta Karyo untuk mengeluarkan dompetnya. Meski dompetnya terdapat banyak lipatan untuk menyimpan uang dan kartu-kartu, dompet Karyo sangat tipis, hal ini karena tidak adanya kartu ATM atau kredit yang dimilikinya. Hanya uang sejumlah Rp 100 ribu yang terlipat.

Sambil mengambil uang lipatan Rp 100 ribu, ustaz bertanya "Ikhlas tidak kamu, jika uang ini saya sedekahkan?" "Ikhlas" jawab Karyo sambil menganggukkan kepalanya. Namun, karena jumlahnya cukup besar pada anggukan ke sekian kalinya, telihat Karyo nampak ragu.

Melihat keraguan Karyo, ustaz berkata, "Dalam tujuh hari masa kerja, akan ada balasan dari Allah SWT, jika tidak uangnya saya kembalikan."

Mulailah sejak saat itu Karyo rajin menghitung hari dan bersemangat menjalani pekerjaannya. Pada hari pertama, tidak ada keajaiban yang menghampirinya, begitu juga hari kedua. Bahkan pada hari ke tiga, Karyo mengaku uangnya sebesar Rp 25 ribu hilang.

Melihat tidak ada perubahan, Karyo mendatangi sang ustaz lagi sambil menagih janji dan menceritakan kehilangan uangnya. Ustaz hanya tersenyum dan menceritakan kalau uang yang diambilnya dari dompet Karyo, ternyata berjumlah Rp 125 ribu. Karena kondisi uang yang terlipat, sehingga tidak mengetahui jika yang Rp 25 ribu juga keikut.

Pada hari keempat, Karyo mengantarkan bosnya pergi ke Jawa Tengah selama empat hari. Sambil harap-harap cemas, Karyo mengantarkan majikannya itu sampai kembali lagi ke Jakarta.

Setelah kewajibannya terselesakan, Karyo pamit kepada bosnya untuk pulang. Saat itulah si bos memberikan sebuah amplop coklat kepada Karyo. "Ini hadiah untuk istri kamu yang kesepian di rumah," kata si bos.

Sesampainya di rumah, Karyo membuka amplop itu. Dilihatnya tumpukan uang ratusan sejumlah Rp 1,5 juta. Seketika Karyo menyadari kebenaran surrah Al-An'am ayat 160. Setelah kejadian itu, Karyo lebih sering bersedekah tanpa lagi mempermasalahkan besaran gajinya.


Sedekah Bisa Percepat Datangnya Jodoh

Yusuf Mansyur dikenal kalangan luas sebagai sosok ustaz yang selalu mengajak jamaahnya melakukan sedekah. Bagi pria kelahiran Jakarta 1976 ini, sedekah merupakan perkara baik yang mudah dilakukan, namun memberikan pengaruh yang luar biasa kepada pelakunya. Bukan omong kosong dia berkata demikian, kesuksesan dirinya juga diawali dengan sedekah. Bahkan salah satu peserta jamaahnya juga merasakan faedah sedekah.

Yusuf menceritakan, ada seorang jamaah wanitanya berumur 37 tahun dan belum menikah. Suatu waktu si wanita mengikuti seminarnya Yusuf Mansur. Dengan khusyuk si wanita menyimak setiap tausiah yang disampaikan ustaz. Pada waktu itu, Yusuf lagi berceramah tentang keutamaan melakukan sedekah, satu di antaranya adalah sedekah mampu mempercepat seseorang mendapatkan jodoh.

Terobsesi dengan tausiah sang ustaz, usai mengikuti seminar si wanita langsung teringat akan masjid yang berada tidak jauh dari rumahnya. Sambil mengendarai mobil, dia menyempatkan diri untuk bersinggah ke masjid itu sebelum pulang ke rumahnya.

Sesampainya di masjid, si wanita disambut oleh pengurus masjid yang sedang sibuk membersihkan 'Rumah Allah SWT' itu. Setelah bercakap ringan, si wanita bertanya kepada pengurus masjid terkait kebutuhan yang diperlukan.

"Kebetulan, kami sedang melelang lantai keramik masjid. Semeternya Rp 150 ribu," kata Yusuf menirukan jawaban si pengurus masjid.

Mengetahui ada kesempatan untuk bersedekah, si wanita langsung membeli empat meter persegi lantai seharga Rp 600 ribu. Setelah keperluannya di masjid selesai, si wanita segera bergegas mengendarai mobilnya untuk pulang. Sesampainya di rumah, keramik yang dibelinya disimpannya di dalam gudang karena belum memiliki ide untuk memanfaatkanya.

Meski demikian, si wanita tidak menyesal, karena yang terpenting menurutnya adalah bagaimana bisa membelanjakan hartanya di jalan Allah SWT dan untuk kemaslahatan kaum muslimin.

Allah SWT maha mendengar dan maha mengabulkan, melihat keikhlasan sedekah hambanya, Allah akhirnya mengabulkan permintaan hambanya dengan mendatangkan empat pemuda yang sama-sama berniat untuk melamarnya.

"Itulah sedekah," terang Yusuf Mansur.


Melalui Sedekah, Pedagang Bubur Keliling Dapatkan Mobil Mewah

Tidak henti-hentinya Ustaz Yusuf Mansur mengajak kepada kaum muslimin untuk bersedekah. Seberapapun jumlahnya, ustaz yang menggarap film berjudul kun fa yakuun ini selalu mengingatkan supaya tidak melihat nominalnya, tetapi yang utama adalah keikhlasan.

Yusuf menceritakan pada suatu waktu dia pernah diajak oleh seorang wartawan untuk pergi ke Semarang, Jawa Tengah. Bukan untuk berdakwah, tapi hanya untuk menjalani sesi pemotretan dengan pemenang mobil Mercedes Benz New Eyes E200 Kompressor baru seharga ratusan juta rupiah. Hadiah undian dari salah satu bank nasional.

Tidak ada yang aneh dengan prosesi penyerahan hadiah, semua berjalan layaknya acara pada umumnya. Namun yang mencengangkan Yusuf adalah sang pemenang ternyata profesi pekerjaan sehari-hari hanya sebagai penjual bubur keliling. "Bagaimana ceritanya dia bisa mendapat hadiah mobil itu," batin Yusuf.

Meski secara agama, Yusuf tidak begitu heran dengan hal itu, karena menurutnya semua tidak ada yang mustahil jika Allah SWT berkehendak. Namun naluri manusiawi Yusuf menuntun untuk mencari tahu bagaimana caranya seorang tukang bubur bisa memenangkan hadiah utama mobil mewah.

Setelah beberapa saat bertanya kesana kemari, Yusuf begitu kaget dan memuji kalimat Allah SWT sewaktu mendapat jawabannya. Ternyata rahasia penjual bubur keliling mendapat Mercedez karena kepeduliannya kepada orang tua. si penjual ingin mewujudkan keinginan orang tuanya yang bercita-cita bisa berkunjung ke Baitullah Makkah menunaikan haji.

Setiap harinya, si penjual bubur selalu menyisakan beberapa lembar ribuan dari keuntungannya untuk ditabung ke dalam bank. Semua dia lakukan hanya untuk membahagiakan kedua sosok yang sangat berjasa besar dalam kehidupannya. Pada waktu bersamaan, pihak bank sedang mengadakan undian berhadiah.

Karena jumlah saldo penjual bubur mencapai Rp 5 juta, membuatnya mendapatkan satu kupon kesempatan memperoleh hadiah utama berupa mobil Mercedez. Akhirnya pada waktu pengundian, dengan izin Allah SWT, penjual bubur keliling terpilih menjadi pemenang hadiah utama.

Namun karena diharuskan membayar pajak sebesar 25 persen dari harga mobil, awalnya membuat penjual bubur kebingungan tidak bisa bayar. Hingga akhirnya kabar itu sampai kepada seorang ustaz pemilik universitas swasta islam ternama di daerah itu. Dan dengan izin Allah SWT, sang ustaz membantu melunasi pajak mobil mewah milik penjual bubur keliling.


Sedekah Mengubah Kehidupan Ibu Kontrakan Yang Serba Kecukupan

Sudah hampir dua tahun menjalani pernikahan dengan laki-laki yang dicintai, Rachma belum juga berbadan dua. Padahal semua usaha dicoba, tetapi Allah SWT belum memberikan izin. Keinginannya untuk segera hamil saat malam pertama, harus pupus.

Permasalahan Rachma tidak berhenti di situ, dia bersama suaminya juga belum memiliki rumah sendiri. Padahal kedua pasangan ini sama-sama bekerja dengan gaji yang terbilang besar per bulannya. Selama menikah, mereka masih menempati rumah kontrakan di daerah pinggiran ibu kota.

Meski mendapat ujian dalam rumah tangganya, Rachma tetap menjalankan kewajibannya kepada orangtua. Pada suatu waktu orangtuanya berencana untuk merenovasi rumahnya yang berada di kampung. Kondisi rumahnya tidak lagi bagus, karena ditopang pondasi kayu, beberapa sudutnya keropos dimakan rayap.

Mendengar kondisi rumah orangtuanya yang mengenaskan, membuat Rachma bersama suaminya sepakat untuk menanggung biaya renovasi sebesar Rp 100 juta. Padahal awalnya uang tersebut mereka sediakan untuk persiapan kredit rumah di Jakarta.

Sekitar Agustus 2005, Rachma mulai merenovasi rumah orangtuanya menjadi rumah permanen yang layak huni. Diakui Rachma, sebelum memutuskan menanggung biaya renovasi, dia sempat ragu. Terlebih melihat kehidupan teman seangkatannya yang sudah memiliki rumah tinggal tetap, lengkap dengan mobil keluarga.

Namun, wanita yang selalu mengikuti tausiah Yusuf Mansur ini yakin, Allah akan memberikannya kemudahan pada setiap urusan yang dikerjakannya. "Alhamdullilah selang beberapa minggu setelah rumah mertua selesai direnovasi, saya hamil," tulis Rachma dalam situs Yusuf Mansur.

Rachma bersyukur penantiannya untuk menimang anak akhirnya terkabul. Satu tahun kemudian Rachma dikaruniai anak perempuan cantik. Tanpa disadarinya, sedekah Rp 100 juta kepada orangtuanya, mewujudkan semua keinginan Rachma.

Tepatnya satu tahun setelah kelahiran buah hatinya yang pertama, Rachma bersama suaminya menempati rumah idaman. Tidak berhenti sampai disitu, pada tahun-tahun berikutnya Rachma diberikan kemudahan membeli mobil baru.

Kemudahan-kemudahan yang diberikan Allah SWT terus dirasakan Rachma. Pada awal tahun 2009, dia bersama suaminya membeli beberapa hektar kebun sawit dan mendapat fasilitas rumah bersubsidi dari perusahaan tempat suami bekerja. Tanpa uang muka dan cicilannya sangat ringan jika dibandingkan dengan kredit sendiri melalui bank.


Sedekah Mampu Ubah Kehidupan Satpam Pom Bensin

Pengalaman ustaz Yusuf Mansur tentang manfaat sedekah, memang layak diteladani. Tidak henti-hentinya ustaz asli Betawi ini membuktikan kebenaran janji Allah SWT dalam surrah Al-An'am 160: "Setiap amal kebaikan akan dibalas 10 kali lipat dari amalnya."

Ketika Yusuf melintasi di suatu daerah, dia tiba-tiba terbangun dari kursi tengah mobil mewah yang dia naiki. Sambil memperbaiki posisi duduknya, Yusuf berpesan kepada sopir pribadinya untuk singgah sejenak di pom bensin. "Masih penuh ustaz," jawab sopir dengan melihat indikasi tangki bensin.

Mendengar jawaban sopir, Yusuf langsung menimpali "Saya kebelet, pengen ke toilet sebentar," katanya sambil melihat sopirnya melalui spion tengah di dalam mobil.

Tidak lama melaju, mobil Yusuf singgah di pom bensin. Sambil berjalan cepat, Yusuf menuju pintu toilet yang berada di belakang tempat pengisian bahan bakar. Namun langkah Yusuf terhenti ketika seorang satpam pom bensin berteriak memanggilnya.

Dengan langkah cepat, si satpam mendekati Yusuf dan berkata "Alhamdullilah ketemu ustaz di sini, biasanya cuma di televisi," kata si satpam. Setelah basa-basi, si satpam mengutarakan maksudnya kepada Yusuf, dia mengaku bosan menjadi satpam meski gaji yang didapatnya terbilang cukup besar untuk seukuran satpam daerah.

Si satpam merasa hidupnya tidak banyak berubah. Dia mengeluhkan kehidupannya yang selalu berjalan monoton. Padahal si satpam sudah rajin salat, namun belum juga mendapat perubahan yang lebih baik lagi dari Allah SWT.

Keluh kesah si satpam memutuskan Yusuf untuk mengajaknya duduk di minimarket, dalam kompleks pom bensin. Sambil menikmati kopi sore hari, si satpam menceritakan kisah hidupnya, hingga akhirnya Yusuf bisa menarik sebuah kesimpulan utama. Si satpam menginginkan rizki yang banyak, namun belum banyak waktu untuk mengingat Allah.

Memang si satpam rajin salat lima waktu, namun selalu salat di akhir waktu. Meski menyadari kesalahannya itu, si satpam selalu berkilah dengan memandang semua perbuatan baik adalah ibadah, tanpa melihat prioritas dan waktu dari ibadah itu sendiri.

"Memang bekerja jika dimaknai ibadah juga bisa, semua perbuatan baik jika diniati ibadah juga bisa, tapi jangan lupa untuk memprioritaskan ibadah primer dulu, seperti salat lima waktu. Kamu (si satpam) sholat ashar jam setengah 5 sore, padahal waktu asar jam 3, itu sama halnya kamu meninggalkan Allah sejauh satu setengah jam."

Jika sehari dikali lima, bagaimana dengan sebulan, setahun, atau ketika pertama kali kamu pertama kali balig? Sudah berapa jauh kamu meninggalkan Allah SWT," lanjut Yusuf.

Di akhir pembicaraan di minimarket itu, Yusuf berpesan kepada satpam untuk memperbaiki salatnya. Kemudian menyuruh si satpam untuk bersedekah untuk mempercepat balasan Allah SWT.

"Ini yang sulit ustaz," kata satpam memotong pembicaraan Yusuf. Menurutnya gaji yang diterimanya sebesar Rp 1.700,000 perbulan, sangat pas untuk memenuhi kebutuhan bulanannya, termasuk bayar kontrakan dan cicilan sepeda motor miliknya sebesar Rp 900 ribu perbulannya. Bahkan tidak jarang, si satpam sudah berhutang di kios tetangganya pada pertengahan bulan. "Duit sedekah darimana ustaz?" terangnya.

"Motor kamu saja dijual, nanti uangnya kamu sedekahkan semua. Insya Allah akan cepat dibalas," sahut Yusuf.

Mendengar jawaban Yusuf, si satpam buru-buru mengatakan keberatannya. Sebab tidak mungkin untuknya pergi bekerja tanpa mengendarai sepeda motor.

Akhirnya Yusuf menantang si satpam untuk kasbon, meminta awal gaji bulanannya kepada perusahaan untuk disedekahkan. Awalnya si satpam ragu, namun melihat keseriusan dan janji Allah SWT yang diterangkan Yusuf, membuat si satpam memberanikan diri menghadap atasan.

Setelah permasalahan si satpam teratasi, Yusuf pamit untuk melanjutkan perjalanannya yang sempat tertunda. Sedangkan si satpam, segera bergegas ke ruangan pemimpin untuk mengutarakan maksudnya. Singkat cerita, akhirnya si satpam berhasil meyakinkan atasan untuk kasbon Rp 1.700,000 dan segera menyedekahkannya.

Dengan keyakinan kebenaran janji Allah, si satpam melewati hari demi hari dengan rajin salat wajib tepat waktu dan konsisten melaksanakan salat sunnah. Hingga akhirnya si satpam merasakan manisnya janji Allah ketika dia bertemu dengan orang kaya yang sedang bingung mencari tanah. Tidak banyak peran dia, si satpam hanya bertugas sebagai perantara antara pembeli yaitu orang kaya itu, dengan penjual yang masih tetangganya di kampung.

Tidak membutuhkan waktu berbulan-bulan, Allah persis mengganti sedekahnya dengan melipatkan komisinya sebesar Rp 17.000,000. "Alhamdullilaah," puji si satpam kepada kebesaran Allah SWT.

Kini si satpam tidak lagi meragukan kebenaran janji Allah, bahkan motor kesayangannya dia jual untuk membantu mewujudkan impian ibunya berhaji.

Tidak berhenti sampai di situ, mengetahui si satpam adalah lulusan S1 akuntansi, akhirnya perusahaan mengangkat jabatannya. Kini mantan satpam itu telah menjadi staf keuangan di induk perusahaan yang lebih besar.


Video: Empat Efek Dahsyat Sedekah

Do'a Yang Terkabulkan

Ada seorang perempuan, guru TK, yang datang kepada Ustadz, dia bercerita kalau setiap bulannya menyedekahkan gajinya 150.000, selain itu dia juga mengerjakan amalan yang lain, seperti tahajud, puasa sunnah dan lainnya. Tapi, sepertinya keinginannya belum juga terkabul. Kemudian Ustadz tersebut bertanya tentang do'a/harapan perempuan tersebut atas amalan-amalan yang dia kerjakan. Perempuan itu pun mengutarakan kalau dia ingin mendaptkan gaji 3.000.000 perbulan, selain itu, dia juga ingin menjadi kepala sekolah TK tersebut. Ustadz itu pun berkata kalau insyaallah keinginan perempuan itu akan terkabul.

Selang beberapa waktu perempuan itu datang lagi ke Ustadz tersebut. Kali ini dia membawa berita gembira. Dia bercerita kalau mendapatkan suami seorang pegawai dengan gaji per bulannya 3.000.000, berarti sebulan pendapatan perempuan itu sekarang malah lebih dari 3.000.000, karena penghasilan dari suami ditambah dengan penghasilannya sendiri. Selain itu, sekarang dia bukan hanya menjadi kepala sekolah TK tersebut, tapi menjadi pemiliknya, berarti kedudukannya malah lebih tinggi dari kepala sekolah. Karena, sekolah tersebut adalah milik mertuanya yang sekarang sepenuhnya diserahkan kepadanya. Subhanallah.....

*) Cerita ini saya dengar dari seorang teman yang kebetulan ikut acara yang dihadiri oleh Ustadz Yusuf Mansyur di Slawi. Tanpa mengurangi inti dari kandungan cerita dari kawan saya.

Sungguh Cepat Engkau Menjawabnya

Oleh : riyanti

Hpku tiba-tiba berdering, menandakan ada SMS yang masuk. Setelah kulihat nama pengirimnya, tertulis nama Dina.  Ku lanjutkan membaca pesannya "Mbak, apa kabar?oya, aku mau ngomong sesuatu tapi aku malu mbak..." katanya. "Nggak usah malu dek, ngomong ja.meski baru kenal, adik sudah ku anggap saudara sendiri..." balasku. Dia membalasnya "Ayahku pergi ke Jakarta, bisa nggak kalau mbak ngirimi aku pulsa. nanti saya ganti setelah ayah balik dari Jakarta". Entah kenapa seketika itu juga hatiku bertanya-tanya dan merasa aneh,kok bisa-bisanya dia minta kiriman pulsa padahal kita baru beberapa hari kenal dan itupun dikenalin seorang teman ewat SMS. Lama sekali SMS itu tidak ku balas meskipun HP masih berada di genggaman. Hatiku masih bertanya-tanya dan berusaha membuatnya berpikiran positif. Dalam kondisi masih bingung, dia membalasnya "Kalau mbak tidak bisa, tidak apa-apa.maaf ganggu..." katanya. Dan seketika itu juga ku balas "Ya sudah nanti saya kirimi". Meskipun sudah memberi jawaban seperti itu, hatiku masih ragu dan terus berpikir, kenapa dia seperti itu padahal baru kenal.

Dan dalam proses berpikir tersebut, tiba-tiba ku tersentak dengan mengingat satu ayat dalam Al-Qur'an "Apakah kau mengira bahwa kau telah dikatakan beriman, sebelum Allah menurunkan ujian-ujian padamu" dan sebuah kata bijak "Rejeki itu milik Allah, bukan milikmu. Jika kau meringankan beban orang lain tanpa ragu dan tunda-tunda maka Allah akan meringankan bebanmu tanpa kau duga-duga". Setelah itu, hatiku tiba-tiba sadar dan yakin bahwa Allah pasti berada di balik semua ini dan ingin menguji atas rejeki yang ku miliki. Dan hatiku tiba-tiba lega.

Beberapa saat kemudian, hpku berdering lagi. bukan SMS dari seseorang yang masuk melainkan ada laporan bahwa ada transferan pulsa ke hpku. Ku bingung karena yang ngirim itu bukan nomor yang ku kenal. Untuk konfirmasi, akhirnya ku kirim SMS pada nomor yang mentransfer itu. Dan spontan dibalas "Maaf, tadi saya salah kirim. Tapi tidak apa-apa, itu buat Anda saja". Setelah mendapat jawaban SMS itu, tak terasa air mengalir hangat dipipiku. Ku terharu sekaligus tak percaya atas semua yang terjadi. Dengan spontan pula, mulutku berucap "Allahu Akbar...allahuakbar...allahuakbar..." sekaligus beristighfar karena beberapa saat yang lalu ku meragukan sesuatu kehendak Allah. Sungguh, ketika hatiku bimbang dan ragu, Allah menjawabnya dengan cepat. Dia menunjukkan bahwa segala sesuatu yang terjadi pada manusia adalah KehendakNya. Rejeki adalah milikNya sehingga kita tidak boleh ragu untuk meringankan beban orang lain meskipun orang itu  baru kita kenal dan tak kenal sekalipun karena Dialah yang akan menjaga diri dan harta kita. Allahuakbar...

Yusuf Mansur: Berangkat Haji Berkat Sedekah

Yusuf Mansur, Foto/Amin Madani
"Subhanallah walhamdulilla, karena saya sering menyuruh orang untuk bersedekah, saya diuji bertubi-tubi."

Pendiri Daarul QurĂ­an Internasional School, Ustadz Yusuf Mansur, mengaku pernah lupa bahwa manusia tak boleh memastikan sesuatu yang belum terjadi. Yusuf berkisah, pada 1990 lalu, ia yakin dan telah mempersiapkan segala sesuatunya untuk menunaikan ibadah haji. Namun, menjelang hari pemberangkatan ia memliliki masalah sehingga batal ke Tanah Haram. Begitu pula pada tahun 2003. Saat itu, Yusuf kembali memiliki segala persiapan untuk berangkat ke Arab Saudi. Namun karena terganjal masalah keluarga, lagi-lagi ia batal untuk menunaikan ibadah haji.

”Astaghfirullah. Saya pernah lupa sudah merasa yakin dan memastikan hal yang belum terjadi. La haula wala kuwata illah billah,” ujarnya. Tahun 2005, media massa kerap menggunakan gelar haji yang melekat pada dirinya. ”Padahal waktu itu saya belum berhaji. Alhamdulillah, itu saya anggap sebuah doa,” ujarnya. Ia pun sengaja tidak mengklarifikasi masalah itu karena gelar haji memotivasinya untuk terus memohon agar Allah mengijinkannya berhaji.

Setahun kemudian, sebuah travel terkemuka menawarkan dirinya untuk menunaikan ibadah haji secara gratis. Ia pun diamanahkan untuk menjadi pimpinan rombongan. Ia sempat menolak lantaran belum pernah menunaikan haji. Namun pihak travel terus mendesak ustadz yang pernah keranjingan balap motor ini. Akhirnya, ia pun setuju dan iklan pun dipajang untuk mengajak masyarakat berangkat haji bersamanya. Pendaftaran para calon jamaah haji pun mengalir. Antusias masyarakat yang ingin pergi bersamanya begitu tinggi.